Pada tanggal 27 Mei 1975, Barbara Forrest ditemukan dalam
keadaan tewas di sebuah parit di dekat Erdington, penyebab kematian di cekik
setelah diperkosa, mayatnya ditemukan dalam keadaan setengah telanjang. Pembunuhan ini terjadi dihari May Bank Holliday, Barbara Forrest bekerja disebuah penitipan
anak, saat sebelum pembunuhan terjadi dia bersama kekasihnya mengunjungi sebuah pub
di Handsworth dan Brimingham untuk menghadiri pesta dansa disana.
Pada sore hari tanggal 26 April, Barbara Forrest diantar
oleh kekasihnya ke tempat pemberhentian bus di Comore Circus, setelahnya
kekasihnya melanjutkan perjalanan melintasi kota menuju ke tempat tinggalnya di
Moseley. Dia adalah orang terakhir yang melihat Barbara Forrest dalam keadaan
hidup.
Seminggu kemudian, 4 Juni 1975, seorang laki-laki menemukan mayat Barabara Forrest
di sudut taman Pype Hayes, hanya beberapa meter dari tempat pemberhentian bus
di Chester Road, stasiun bus yang menjadi tempat pemberhentian Barbara Forrest, dikuburkan disebuah parit dangkal yang tertutup pepohonan.
Tempat pembunuhan terjadi hanya sekitar 700 m dari tempat
tinggalnya, dan hanya selempara batu dari tempatnya bekerja. Investigasi dilakukan
dipimpin oleh salah satu detektif paing berpengalaman, Mick Lenehan.
Berita kematian ini seakan akan menjadi mimpi buruk yang
menjadi kenyataan untuk keluarga Forrest. Ibunya Margarete Forrest mengatakan “
dia adalah gadis yang baik, hal seperti ini adalah hal yang sering saya dengar,
tapi saya tidak pernah berpikir hal ini menimpa anak saya”
Penyelidikan selanjutnya, terhambat kenyataan bahwa tidak ada
saksi yang melihatnya setelah berpisah dengan kekasihnya di
tempat pemberhentian bus di Comore Circus. Bahkan tak satupun penumpang bus 67 yang dengan yakin menyatakan melihat Barbara
Forrest malam itu didalam bus, polisi pun tidak yakin apakah Barbara
Forrest pada malam itu benar-benar menaiki bus tersebut. Menjadi sebuah pertanyaan apakah Barbara Forrest malam itu dijemput oleh seseorang yang dikenalnya atau diculik, dan ada juga sebuah teori
yang memperkirakan Barbara Forrest dipukul hingga pingsan oleh pelaku
pembunuhan tepat setelah dia turun dari bus.
Rekonstruksi saat sebelum pembunuhan dilakukan oleh seorang
polisi wanita, mengenakan baju yang sama dengan yang dikenakan Barbara Forrest,
dia berjalan sekitar sepuluh menit dari tempat pemberhentian bus di Chester Road
menuju ke rumah Barbara Forrest. Bahkan para residivis dan pelaku tindak kriminal diminta membantu
pihak kepolisian mengungkap kasus ini, dengan memberi informasi untuk mengungkap identitas pelaku pembunuhan.
Untuk mengingatkan para wanita, Mick Lenehan mengatakan “ kita tidak
bisa mengabaikan kenyataan bahwa seseorang bisa melakukan hal mengerikan seperti
ini” Saksi mata yang muncul kemudian mengatakan bahwa dia melihat
sebuah mobil biru terparkir di dekat mayat Barbara Forrest ditemukan, pada saat
yang diperkirakan pembunuhan tersebut sedang terjadi.
Lebih dari seratus detektif terlibat dalam kasus ini, akhirnya seorang tersangka bernama Michael Thornton ditangkap polisi, dia bekerja di tempat yang sama dengan
Barbara Forrest, meskipun dengan bukti yang sangat sedikit, Thornton diajukan ke pengadilan. Pengadilan Brimingham Crown Court menggunakan darah yang ditemukan di kemeja Michael Thornton dan alibi palsu dari ibunya sebagai bukti.
Tetapi hari ketujuh pengadilan Michael
Thornton, hakim Ceom-Johnson mengarahkan para juri untuk membebaskan Thornton karena kurangnya
bukti-bukti yang digunakan untuk menuntutnya. Sampai saat ini pelaku pembunuhan
Barbara Forrest masih menjadi misteri.
Tepat 157 tahun sebelumnya, Whit
Monday 27 Mei 1817, Brimingham menjadi saksi pembunuhan Marry Ashford.
Kebetulan semata? Persamaan kedua
kasus ini tidak berhenti disini, keduanya ditemukan setelah perayaan Whit
Monday di wilayah Erdington, kedua korban sama-sama berusia 20 tahun dan belum
menikah, keduanya tewas dengan dicekik setelah sebelumnya diperkosa, keduanya
dibunuh setelah pulang dari pesta dansa, dan setelah mengunjungi rumah teman
mereka, masih belum cukup? Keduanya sama-sama mengenakan baju baru sebelum pembunuhan
terjadi, keduanya juga sama-sama terakhir terlihat hidup pada tanggal 27 Mei. Satu lagi
keduanya, Marry Ashford sebelum pembunuhan terjadi dia berkata kepada ibu
temannya Hannah Cox bahwa dia memiliki firasat buruk yang akan terjadi seminggu
kedepan, Barbara Forrest pun melakukan hal yang sama, seminggu sebelum
pembunuhan terjadi, dia mengatakan kepada rekan kerjanya, “bulan ini akan
menjadi bulan sialku, aku tahu akan terjadi sesuatu, tapi jangan tanyakan
padaku kenapa” terakhir, persamaaan yang muncul dalam kasus ini adalah, orang
yang dituduh dan diadili sebagai pelaku pembunuhan bernama Thornton dan
keduanya dinyatakan tidak bersalah, kasus mereka sampai saat ini menjadi misteri. Persamaan yang muncul mungkin hanyalah kebetulan semata, atau pesan dari tuhan bahwa Thornton memang pelaku kedua pembunuhan tersebut? Who knows
pertamax.... (apaan coba ha,,ha,,,)
ReplyDeletebisa ga gan kemungkinan lainnya adalah bahwa si pembunuh barbara mengetahui kisah detail pembunuhan yg pertama (hannah cox), dan memanfaatkannya sbg motif pembunuhan yg kedua..bener2 psycopat...
meskipun ada kemungkinan seperti itu tapi sangat kecil, karena pelaku yang kedua sangat sulit mengkondisikan Barbara Forrest sama seperti Mary Ashford sebelum pembunuhan terjadi
ReplyDelete