Pada tanggal 20 November 1969, awak Apollo 12 melakukan tahap akhir pendaratan dengan
melepaskan Lunar Module ke permukaan
Bulan, menyebabkan kapsul ini terhempas dengan keras, Dampak
jatuhnya Lunar Module (sekitar 40 km dari lokasi pendaratan Apollo 12)
menciptakan moonquake (its mean gempa bulan sama seperti gempa bumi) buatan,
yang mengejutkan akibat gempa buatan ini Bulan bergetar seperti lonceng selama
lebih dari satu jam.
Fenomena ini kembali terjadi ketika Apollo
13 melakukan pendaratan di Bulan, dengan hasil yang bahkan lebih mengejutkan.
Instrumen seismik mencatat getaran gempa yang terjadi berlangsung selama tiga
jam dua puluh menit, dengan getaran mencapai kedalaman dua puluh lima
mil, hal ini memunculkan spekulasi bulan memiliki rongga di bawah
lapisan-lapisan tanahnya. Benarkah?
Struktur Bulan
Rata-rata kepadatan Bulan adalah 3.34 gm /
cm 3 (3,34 kali volume yang sama dengan air) sedangkan
bumi adalah 5,5. Apa artinya ini? Pada tahun 1962, ilmuwan NASA Dr Gordon
MacDonald menyatakan;
"Jika kita mengabaikan beberapa
data astronomi, akan ditemukan bahwa berdasarkan data tersebut menunjukan
struktur Bulan lebih menyerupai sebuah bola dengan lapisan keras di luar
dan lubang-lubang kosong didalamnya, bukan sebuah satelit dengan lapisan
homogen padat."
Peraih nobel kimia Dr Harold
Urey berpendapat bahwa berkurangnya kepadatan lapisan Bulan
terjadi akibat banyak areal di bawah permukaan bulan merupakan
rongga-rongga kosong.
Dr Sean C. Solomon dari
MIT menulis,
"percobaan Lunar Orbiter menambah
pengetahuan kita tentang medan gravitasi bulan... menunjukkan kemungkinan
menakutkan bahwa bulan mungkin berongga."
Sayangnya teori bulan berongga tidak
pernah mendapatkan cukup popularitas untuk setiap hipotesis setengah-ilmiah
yang mencoba memberikan penjelasan mengenai teori ini. Secara umum
penganut teori bulan berongga dapat dikelompokkan kedalam dua kubu besar.
- Proses pembentukan yang menghasilkan bentukan
bulan berongga terjadi secara alami, dengan detail proses yang meluas,
salah satu teori yang diajukan berdasarkan faktor pseudoscientific dalam
pergerakan dan perkembangan lempeng, beberapa penganut teori ini bahkan
mempercayai bulan tidak hanya berongga, tetapi seluruh inti satelit
tersebut adalah rongga besar.
- Rongga Bulan disebabkan karena Bulan adalah
sebuah satelit raksasa buatan yang dibawa jutaan tahun lalu oleh
mahluk ekstraterestrial berintelegensia tinggi. Pandangan ini berkorelasi
dengan kepercayaan lain seperti UFO atau Astronot kuno.
Komunitas ilmiah menganggap kedua teori
tersebut tidak didukung oleh cukup bukti.
Perspektif Ilmiah
Pendapat ilmiah dan
hasil pengujian membuktikan bahwa bulan memiliki struktur solid dengan struktur
kerak tipis, mantel yang tebal dan inti padat kecil, hal ini didasarkan pada;
- Pengamatan Seismik. Selain
Bumi, Bulan adalah satu-satunya tempat dengan jaringan pengamatan seismik.
Analisis data Lunar Seismic menunjukan data ketebalan kerak (~ 45
km) dan mantel, serta jari-jari inti (~ 350 km).
- Parameter Momen Inersia. Untuk
Bulan, parameter momen inersia menunjukkan bahwa inti Bulan memiliki momen
inersia ~1,4% dari total massa. Salah satu parameter tersebut, saat
kutub normal inersia, adalah 0.393 +/- 0,001, akan menjadi 0,4 Ini
sangat dekat dengan nilai untuk benda padat yang memiliki
kepadatan radial konstan, (untuk perbandingan, nilai bumi adalah
0,33). Normalnya momen inersia polar untuk bulan berongga akan
memiliki nilai yang lebih tinggi, kemungkinan lebih dekat ke 0,67. Dengan
kata lain, parameter momen inersia menunjukkan bahwa inti bulan merupakan
benda padat, dengan sisa lapisan diatasnya terdiri dari bahan dengan
kepadatan hampir konstan.
- Variasi perubahan skala medan
gravitasi Bulan yang sangat tipis (misalnya, variasi sepanjang
orbit Lunar Perfector), konsisten dengan proses geologi Bulan yang
melibatkan kerak, mantel, dan inti.
Skala umum medan
gravitasi Bulan, ternyata tidak terpengaruh oleh distribusi kepadatan internal
massa batuan bulan, yang diasumsikan mengalami variasi hanya secara radial,
sebagai contoh, jika bulan diganti dengan objek yang memiliki kepadatan sama,
medan gravitasi tetap akan mencapai jarak lebih dari 1700km dari bulan,
hal ini kemungkinan berasal dari bentuk bulat simetris bulan yang
mengaplikasikan teori integral dari Gauss's_law.
Oleh karena itu, perubahan medan gravitasi Bulan tidak membuktikan
tentang distribusi radial internal massa batuan Bulan, seperti argumentasi yang
dikemukakan para penganut teori bulan berongga.
Pendukung teori Bulan
berongga, bagaimanapun juga, harus memperhitungkan kepadatan luar biasa dari
kerak Bulan jika memang dibawahnya berongga. Sebagai gambaran kekuatan
gravitasi ditentukan oleh massa, Bulan berongga akan membutuhkan kerak yang
luar biasa padat untuk mencapai nilai gravitasi yang sama dengan angka hasil
pengukuran gravitasi bulan saat ini. Jadi kesimpulannya? Bulan merupakan
satelit alami padat, so? Kenapa Lunar Module dan Apollo13 menyebabkan getaran
yang bergitu luar biasa? Jawabannya sederhana, hal ini disebabkan Bulan
memiliki massa yang sangat ringan bukan karena berongga.
pertamax Gan,,,
ReplyDeleteada itung2an ilmiahnya ga gan, bahwa berat yang dimilki pesawat yang mendarat (lunar dan apollo 13)masuk kategori mempengaruhi getaran pada bulan karena massanya yang ringan?
ReplyDeleteada nggak Om, foto2 permukaan bulan dari jarak dekat ?
ReplyDelete